Wilayah pegunungan tengah di pulau Papua, dari Kabupaten Pegunungan Bintang hingga Kabupaten Dogiyai, terkenal akan perkebunan kopi Arabica yang melimpah. Tanaman kopi ini, yang berasal dari Ethiopia, pertama kali diperkenalkan di tanah Papua oleh para misionaris pada dekade 1970-an. Sejak saat itu, kopi Arabica telah menjadi primadona bagi masyarakat lokal, memberikan kehidupan dan harapan bagi petani di daerah ini.
Intan Jaya, dengan ketinggian lebih dari 1500 mdpl, merupakan salah satu kawasan ideal untuk pertumbuhan kopi Arabica. Kondisi iklim yang sejuk dan tanah yang subur menciptakan lingkungan sempurna bagi tanaman ini untuk tumbuh dan berkembang. Masyarakat lokal telah mewariskan tradisi budidaya kopi secara turun-temurun, memanfaatkan keahlian dan pengetahuan nenek moyang mereka.
Meski demikian, proses penanaman dan perawatan kopi di Intan Jaya masih dilakukan secara tradisional. Para petani, terutama di Distrik Homeyo, bergantung pada kekayaan alam tanah pegunungan dengan menanam bibit kopi di kebun semi hutan. Hingga kini, hampir semua kegiatan pengelolaan kebun kopi dilakukan secara manual, membuat tantangan tersendiri bagi para petani.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi para petani kopi di wilayah ini adalah masalah penjualan hasil panen. Akses transportasi yang terbatas membuat kopi Arabica dari Intan Jaya, khususnya dari Homeyo, seakan menjadi “emas hitam” yang terpendam. Penjualannya yang sulit mengakibatkan potensi ekonomi kopi ini belum sepenuhnya tergali.
Dengan kondisi geografis yang menantang dan minimnya infrastruktur, penting untuk membawa perhatian kepada para petani lokal agar mereka dapat mengembangkan usaha budidaya kopi ini dengan lebih baik.
Yayasan Somatua memiliki visi untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan para petani kopi Arabica di Intan Jaya. Sejak tahun 2017, yayasan ini telah memberikan bantuan dalam bentuk alat kerja dan pembibitan yang lebih modern. Melalui program ini, petani diajak untuk berkolaborasi, berbagi ilmu dan pengalaman dalam kelompok-kelompok petani kopi.
Selain itu, penyediaan peralatan untuk proses pasca panen, seperti mesin pengupas dan penggiling, menjadi sangat penting. Dengan dukungan ini, diharapkan produksi kopi dapat meningkat dan nilai ekonomisnya dapat lebih diperjuangkan.
Kopi Arabica dari Pegunungan Intan Jaya memiliki aroma khas yang menggoda, mencirikan kekayaan rasa dan keunikan lokasi tumbuhnya. Kerjasama antara Yayasan Somatua dan Pemerintah Daerah Kabupaten Intan Jaya menjadi harapan baru untuk mengangkat kopi Arabica ini, meningkatkan kualitas hidup para petani, dan memperkuat nilai ekonomi masyarakat.
Keseriusan dalam pengembangan kopi ini tidak hanya akan menguntungkan petani, tetapi juga akan melestarikan tradisi dan budaya yang telah ada sejak lama. Aroma kopi Arabica dari tanah Papua dapat menjadi kebanggaan yang menjangkau pasar yang lebih luas, merayakan warisan alam dan budaya masyarakat setempat.(YS)
No responses yet